Pekanbaru, www.sinarpagiindonesia.com – 16 Agustus 2023. Dari Sayyidina Ibnu Salman Radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa seorang sahabat Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bercerita kepadanya, “Ketika kami mendapat kemenangan dalam Perang Khaibar, orang-orang mengeluarkan harta rampasan mereka masing-masing berupa barang dan tawanan.
Kemudian mereka mulai saling berjual-beli (setiap orang membeli keperluannya masing-masing dan menjual barang-barang yang tidak diperlukannya).
Lalu, datanglah seorang shahabat kepada Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Ya Rasulullah, sungguh saya mendapat laba dalam jual-beli hari ini, dan tidak ada seorang pun dari penduduk lembah ini yang mendapatkan laba seperti saya.
Beliau bertanya, Oh, oh, berapakah labamu? la menjawab, “Saya berniaga hingga memperoleh laba tiga ratus uqiyah. Beliau pun bersabda, ‘Maukah aku beritahukan kepadamu sebaik-baiknya orang yang mendapatkan laba?” la menjawab, Tentu, ya Rasulullah! Beliau menjawab, ‘(orang yang melaksanakan) Dua rakaat shalat sunnah sesudah shalat fardhu.” (H.R. Abu Dawud).
Hal itu disampaikan oleh ustadz Chairul Ichwan S.PDI dalam tausiyah Ba’da Dzuhur sekira pukul 12.30 wib di Lingkungan Kejaksaan Tinggi Riau. Rabu (16/8/2023)
Lebih lanjut, Ust. Chairul Ichwan, S. PDI menyampaikan Satu uqiyah sama dengan empat puluh dirham, dan satu dirham sama dengan empat anah (1/4 Rupee India), berarti kurang lebih berjumlah tiga ribu rupee.
Namun, apalah artinya laba sebanyak itu jika dibandingkan dengan laba yang sebenarnya yang akan dimiliki selamanya yang tidak akan pernah habis? Inilah yang telah dikatakan oleh Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Pemimpin dunia akhirat.
Andaikan kita memiliki hakikat iman, sehingga kita meyakini bahwa uang tiga ribu rupee tidak memiliki nilai sedikit pun dibandingkan dua rakaat shalat, maka hidup ini benar-benar akan menjadi tenang dan tentram. Memang benar, shalat adalah suatu kekayaan besar, tutup ustadz Chairul Ichwan.
Terpisah, saat di konfirmasi terkait Kegiatan Tausiyah Dzuhur yang di ikuti oleh Pegawai Beragama Islam di Masjid Al-Mizan Kejaksaan Tinggi Riau Kasi Penkum Kejati Riau membenarkannya bahwa acara tersebut mengikuti secara ketat protokol kesehatan (prokes) dan berjalan lancar dan hikmat.
Diharapkan pegawai Kejaksaan Tinggi Riau dapat mengajak kepada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran, ini semua dilakukan semata-mata untuk memuliakan agama Allah diatas bumi-Nya, serta untuk kebaikan manusia itu sendiri, tambah Bambang Heripurwanto
Kasi Penkum Kejati Riau.
No comment