Medan, www.sinarpagiindonesia.com – Tindakan arogansi dan ucapan rasis terhadap insan pers terjadi di ruang lingkup Dinas Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rekontruksi (PUPR).
Salah satu Oknum Security dari Dinas PUPR dengan arogan mengusir 3 wartawan yang hendak mencari informasi untuk dapat diberitakan kepada masyarakat. Tidak saja arogansi pengusiran bahkan juga terdengar ucapan rasis terhadap insan pers yang sedang duduk di kantin dinas tersebut.
Hal tersebut menjadi sorotan dari Sekretaris Forum Jurnalis Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (FJP) Selamat Purba. Selamat Purba sangat menyayangkan sikap arogansi dari Security yang mengusir 3 rekan jurnalis.
” 10 Januari kemaren, Kita mendapat informasi dari rekan jurnalis kita, yang saat bertugas di dinas PUPR mereka mendapat tindakan arogansi dari satpam, mereka diusir. jadi kita sangat menyayangkan sikap arogansi satpam ini, yang katanya disuruh oleh sekretaris dinas PUPR. Tidak hanya di usir, 3 rekan jurnalis tadi juga mendapatkan bahasa rasis yang katanya risih jika ada wartawan,” jelas Selamat Purba saat mendatangi dinas PUPR
Bang Purba sapaan akrab Selamat Purba menjelaskan lebih lanjut, setelah mendapat informasi ia dan rekan-rekan jurnalis dari FJP lainny mendatangi Dinas PUPR yang beralamat di jalan Sakti Lubis untuk meminta penjelasan tindakan arogansi terhadap 3 wartawan yang diusir.
Ia juga menyebutkan kedatangan dirinya dan pengurus FJP lainnya, juga memberikan semangat serta dukungan moral kepada 3 wartawan yang diusir, dan diketahui bernama Wilson Chaniago, Jasrial Husin, dan Safrial Sikumbang merupakan pengurus FJP juga.
“Kedatangan kita FJP kemari, ingin meminta penjelasan terhadap tindakan arogansi ini, selain itu kita juga memberikan dukungan moral kepada rekan kita Wilson Chaniago, Jasrial Husin, dan Safrial Sikumbang yang diusir. Mereka rekan kita dan pengurus FJP juga,” terang bang Purba.
Jasrial Husin salah satu wartawan yang diusir mengatakan dirinya dan 2 rekan wartawan lain bernama Wilson Chaniago, Safrial Sikumbang masuk ke Dinas PUPR dan duduk di kantin, tiba-tiba diusir seorang satpam.
“pada Rabu, 10 Januari 2024 kemaren, kami masuk ke Dinas PUPR dan duduk di kantin. seorang satpam mendatangi kami dan menyuruh kami keluar, lalu kami taya kenapa kami disuruh keluar bang, dijawab satpam itu ia diperintahkan oleh sekretaris untuk menyuruh kami keluar,” terang Jasrial Husin yang merupakan bendahara FJP Jum’at (12/1/2024).
Saat didatangi pengurus FJP, oknum satpam dan sekretaris yang dikatahui bernama Aldun tidak berada di tempat, sehingga akhirnya membubarkan diri dan datang kembali Keesokan harinya.
Sementara itu menurut menurut informasi yang didapat dari Selamat Purba, bahwa Sekretaris Dinas PUPR menjelaskan bahwa pihaknya ingin menjalankan prosedur sesuai Standard Operating Procedure (SOP) yaitu setiap tamu harus mengikuti SOP dengan melapor ke pos Security.
“jadi kata sekretaris di Dinas PUPR yang bernama Aldun kepada kami, pihak mereka ingin agar para tamu mengikuti SOP untuk melapor dulu ke pos satpam memberikan keterangan yang jelas, mau jumpai siapa, tujuan apa tidak boleh asal masuk merayap keruangan. Selain itu juga perkataan rasis dan tidak bersahabat juga dikatakan oleh Aldun bahwa wartawan tidak boleh lama-lama duduk dikantin,karena pegawai disitu juga mau duduk, Aldun mengaku risih jika ada wartawan di kantin,” jelas Selamat Purba.
Bang Purba sangat menyayangkan sikap dan pernyataan dari Sekretaris Aldun, menurut nya media itu sahabat nya semua dinas, setiap jurnalis itu mitra kerjanya pemerintah.
“saya sangat menyayangkan kan pernyataan sekretaris Aldun, seharusnya ia tau bahwa media itu sahabatnya mereka, wartawan itu mitranya mereka, mereka harus bersinergi dengan wartawan begitu juga sebaliknya wartawan juga bersinergi dengan mereka, kok mereka risih dengan wartawan,” tutup Selamat Purba.
(spi/dodi.r)
No comment