Memanass… Dugaan Pencemaran Air Dari Limbah PT MBS Mengancam Ketahanan Pangan


Aceh Subulussalam, www.sinarpagiindonesia.com – Sebelum limbah itu tumpah ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Batu – batu, hampir setiap malam para nelayan melihat buaya muncul terkadang sampai 10 ekor,  tapi setelah air Lae Batu-batu tercemar jangankan Ikan, Buaya pun tampak tidak sanggup hidup disitu, dan mungkin memilih pindah ke Anak-anak Sungai, ujar Kepala Mukim Binang Thamrin Bharat.  Jum’at (9/5/2025)

Lebih lanjut Kepala Mukim Binanga Kec. Rundeng, kota Subulussalam itu mengungkapkan masyarakat sudah lelah kemana lagi harus mengadu terkait dugaan pencemaran air itu, ” naifnya kenapa kepala Mukim kemukiman Binanga dan kepala Kepala Kampong Muara Batu-batu tidak di undang oleh Pemko Subulussalam perihal Rapat Pembahasan Terkait Perizinan dan Dampak Limbah PT Mandiri Sawit Bersama ( MBS )2 hari ini Jum’at, 9/5/2025 pukul. 14.00 Wib di Ruang Rapat Walikota Subulussalam;

Apakah itu di sengaja atau menganggap kehadiran sebagai kepala Mukim dan kepala Kampong tidak penting kami tidak tahu, sambung Thamrin kesal. Tadi malam kami selaku kepala Mukim dan ketua komisi C DPRK Subulussalam Antoni dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( DLHK ) turun ke Tempat Kejadian Perkara ( TKP ) Melihat dan Mengambil ikan yang kena racun, di perkirakan ada 1 (satu) Ton ikan di sungai itu mati malam itu dan di ambil oleh warga DAS setempat;

Tolong terbukalah dalam menyelesaikan masalah ini,  persoalan ikan kena racun saat ini bukan masalah sepele, ini berkaitan dengan ketahanan pangan, pemko harus tau dan menyadari 45% warga desa kami, khususnya dikampong Muara Batu-batu, mata pencarian mereka sebagai nelayan. Kemana mereka mencari nafkah sudah begini”, tutup Tamrin kepala Mukim Binanga itu geram

Pewarta: sjp

(spi/saur)

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *