LSM GMBI Aceh Apresiasi Kegiatan FGD, Yang Diadakan Dewan Eksekutif Mahasiswa STAIN Aceh Barat


Aceh Barat, www.sinarpagiindonesia.com – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM GMBI) DPW Aceh, Zulfikar Za, mengucapkan terima kasih kepada Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh yang telah mengundang LSM GMBI untuk hadir dalam acara Forum Group Discussion (FGD) bertema Solusi untuk Kemajuan Investasi bagi Masyarakat Aceh Barat.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Asisten I, Ketua Pansus Pertambangan sebagai narasumber, DPMPTSP, serta Direktur Megalanik Garuda Kencana. Hadir pula tokoh masyarakat, ormas, dan LSM sebagai tamu undangan. Dalam diskusi itu, LSM GMBI Aceh sangat bersemangat mendengar keluh kesah serta permasalahan yang disampaikan masyarakat seputar tambang MGK, yang langsung ditanggapi dengan baik oleh Direktur MGK.

Kami turut menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa DEMA STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh yang telah menginisiasi terlaksananya kegiatan ini serta kepada seluruh narasumber yang telah berhadir. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sangat menyambut baik kegiatan diskusi ini sebagai langkah mendorong kemajuan investasi yang tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Melalui dialog dan kolaborasi seperti ini, semua pihak dapat bersama-sama merumuskan solusi yang tepat agar investasi di Aceh Barat berjalan secara inklusif dan berkelanjutan. Penggerak utama FGD ini menunjukkan tanggung jawab nyata sebagai generasi muda yang peduli terhadap kemajuan daerah. Harapannya, semangat ini dapat terus dipertahankan dan menjadi contoh bagi seluruh mahasiswa dalam mendukung pembangunan Aceh Barat secara berkelanjutan.

Kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat komunikasi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan akademisi. Dengan adanya keterbukaan informasi serta ruang partisipasi publik, diharapkan arah pembangunan dan investasi di Aceh Barat semakin jelas, terukur, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas.

Selain itu, FGD ini menegaskan bahwa mahasiswa bukan hanya agen perubahan, tetapi juga mitra strategis dalam proses pembangunan daerah. Kolaborasi lintas sektor yang terjalin dalam forum ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi konkret yang bisa ditindaklanjuti oleh pemangku kebijakan.

Ketua LSM GMBI Aceh, Zulfikar Za, dalam kesempatan itu menegaskan bahwa pihaknya siap bersinergi dengan pemerintah daerah dan seluruh stakeholder untuk memastikan agar potensi tambang maupun investasi di Aceh Barat benar-benar memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. “Kami ingin kehadiran investasi jangan hanya memperkaya segelintir pihak, tetapi harus berdampak pada peningkatan ekonomi rakyat, membuka lapangan kerja, serta menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyampaikan apresiasi kepada DEMA STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh yang telah memfasilitasi diskusi ini. “Inisiatif mahasiswa patut kita banggakan. Forum seperti ini membantu pemerintah mendengar langsung aspirasi masyarakat dan menemukan jalan keluar bersama. Semoga langkah ini menjadi teladan bagi generasi muda lainnya,” ucapnya.

Lebih lanjut, kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) – Aceh yang turut berkolaborasi dengan DEMA STAIN Teungku Dirundeng. Sinergi ini menunjukkan bahwa mahasiswa di Aceh memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu pembangunan daerah, khususnya dalam bidang investasi dan pengelolaan sumber daya alam. Kehadiran BEM SI – Aceh memperkuat semangat kebersamaan, sekaligus membuka ruang jejaring yang lebih luas bagi mahasiswa dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Dengan adanya kolaborasi antara DEMA STAIN dan BEM SI – Aceh, forum ini tidak hanya menjadi ajang diskusi lokal, tetapi juga mencerminkan solidaritas mahasiswa di tingkat regional. Hal ini diharapkan dapat melahirkan gagasan besar dan solusi bersama untuk mewujudkan investasi yang berkeadilan, berpihak kepada rakyat, serta tetap menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di Aceh Barat.

(spi/hj)

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *