Aceh Selatan, www.sinarpagiindonesia.com – Pelanggaran HAM berat yang terjadi diDesa Jambo Kepok, Kecamatan Kota Bahagia Kabupaten Aceh Selatan pada 17 Mei 2003 sampai sekarang ini belum menemukan penyelesaian yang memuaskan bagi keluarga korban Pelanggaran HAM berat.
Dalam kejadian tersebut masyarakat sipil tewas 16 jiwa, dimana 12 orang dibakar hidup hidup Dan 4 orang Oknum TNI BKO pada saat konflik antara GAM dengan Pemerintah Indonesia pada saat itu masih bergejolak panas.
Meski Pemerintah Indonesia pusat telah mengakui kejadian tersebut adalah Pelanggaran HAM berat dan upaya pemulihan bagi korban dan keluarga ahli waris masih jauh dari harapan mereka. Ketua HIMPAC Sumatra Barat, Bimas mendatangi lokasi kejadian pada Kamis (24/7) untuk bertemu lansung dengan Ahli waris korban Jambo kepok.
Dalam pertemuan dengan keluarga korban, Bimas mengatakan pada Wartawan bahwa Pemerintah pusat harus mengambil langkah konkret dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM Berat.
Ditambah kan bahwa ini bukan sekedar pengakuan tapi bagaimana Negara hadir dalam menyelesaikan masalah pelanggaran HAM berat sudah lebih dua dekade, tapi penyelesaian belum tuntas, Katanya ditambahkan Rajuli salah satu keluarga korban pelanggaran HAM berat mengatakan kekecewaannya terhadap bentuk bantuan yang diberikan pemerintah selama ini, walaupun berjanji melibatkan 18 Kementerian untuk membantu keluarga korban dan Realisasinya tidak memadai katanya.
Dari Kementerian PUPR kami dapat 16 unit rumah tanpa listrik dan bantuan BPJS Kesehatan kementerian kesehatan tak bisa digunakan sampai hari ni katanya.
Juga menyoroti tidak ada pendampingan trauma psikologis bagi keluarga korban. Kami masih hidup dengan luka hati tapi tidak ada perhatian Pemerintah pusat untuk pemulihan mental kami kata Rajuli pada Wartawan.
Pemerintah pusat telah mengakui pelanggaran HAM berat dengan pernyataan Resmi termasuk penyelesaian Non yudisial. Dengan inipara keluarga korban menuntut keadilan lebih nyata baik melalui proses Hukum Rehabilitasi sosial ekonomi yang berkelanjutan.
Ditambah kan kami ingin ada kejelasan dari pemerintah bagi keluarga dan Anak anak korban kami butuh masa depan bukan sekedar janji kata Rajuli.
(spi/jb)



No comment