Antara Tugas,Cinta Dan Kasih Sayang Sibuah Hati


Semua orang mengetahui bahwa tidak sedikit orang yang mengatakan sebuah keluarga adalah harta yang paling berharga. Mungkin tidak ada orang yang sanggup hidup sendiri atau tanpa keluarga. Kenyamanan dan kasih sayang keluarga tidak bisa diganti dengan apa pun.Keluarga sebuah Harta Yang Paling Berharga .

Harga perhiasan Berlian termahal didunia berasal dari India seperti Kohinoor atau biasa disebut dengan “Mountain of Light” merupakan berlian paling mahal di dunia,batu permatanya merupakan bagian dari Tahta Merak Mughal.Berlian Kohinoor bahkan tak ternilai harganya karena keunikannya. Berlian ini memiliki bentuk oval dengan berat 105,6 karat.

Tapi semua itu kalah dengan harga sebuah Keluarga .Sebuah keluarga tiada nilainya .Ibarat hasil karya Seorang Jurnalis tiada nilainya .Karena tanpa jurnalis masyarakat banyak yang bodoh.Sebab Jurnalis lah penyebar informasi .
“Karya Jurnalis dan Keluarga Sama Nilainya’ .Jadi kehidupan Jurnalis itu benar-benar mengasyikan sekali.Kadang dapat uang,kadang dapat makian,hinaan,celaan dan bahkan kadang dapat Pujian.

Seorang jurnalis bisa kebawah dan keatas pergaulannya. Jurnalis Tanpa Membedakan Kasta,karena perlu informasi untuk tugasnya.Kadang makan diemperan toko,kadang bisa juga makan sama pejabat tinggi.Itulah asyik Nya kehidupan jurnalis.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa Profesi Jurnalis sangat mendukung Kemajuan Pembangunan di Segala Bidang. Tanpa Jurnalis (Wartawan), rakyat akan tertinggal dalam mendapatkan informasi dan pembangunan juga melambat .Namun tugas Jurnalis tetap harus berjalan sesuai kode etik dan aturan yang berlaku.

Tugas Jurnalis itu sangat mulia,Jurnalis merupakan pemacu laju pembangunan yang membuka pengetahuan dan informasi untuk publik .

Dengan perkembangan zaman yang semakin kompetitif, ,mustahil Indonesia akan maju bila tidak ada PERS (JURNALIS) dengan bentuk medianya baik cetak, online, televisi dan lainnya

Perlu diketahui bahwa promosi atau informasi yang selama ini diperankan Jurnalis sangat berpengaruh.Apalagi zaman Medsos sekarang ini.Peran media benar-benar sangat menguntungkan masyarakat, instansi pemerintah,swasta TNI dan Polri dan lainnya.

Dengan munculnya Kebebasan Pers mesti dimaksimalkan oleh para jurnalis untuk bisa meliput, menulis, dan mempublikasikan berita tanpa rasa takut. Namun, wartawan juga dituntut ikut mendidik masyarakat.

Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa menjadi seorang Jurnalis itu sangat Menyenangkan, karena setiap hari ketemu dengan orang yang latar belakangnya berbeda-beda. Jurnalis itu ahli dalam mempererat silaturahmi dan seorang jurnalis juga harus punya Militansi Tinggi,Skeptis, dan Siap Perintah.

Siap Perintah itulah banyak risiko yang harus diterima sebagai seseorang jurnalis.Siap perintah ditugaskan dalam wilayah berbahaya dan mengancam nyawa seperti meliput aksi demo anarkis ,menguak suatu kasus apa aja.Tentu nyawa taruhannya.

Tak hanya itu saja,Jurnalis juga dituntut mengenal kode etik jurnalistik berupa kemampuan penulisan berita, mencari narasumber, memahami info, dan bisa mempertanggung jawabkan informasi yang telah didapat dan disebarkan atau dipublikasikan.

Meski tugasnya penuh tantangan, tetapi sebuah kebanggaan bisa menjadi seseorang jurnalis sebab bisa mempunyai pengalaman luar biasa yang tak semua orang atau profesi bisa melakukannya

Apabila seorang Jurnalis ditugaskan pada tempat kerusuhan atau mencari data dan investigasi suatu kasus penyeludupan,korupsi ,dan kasus lainnya Mungkin kita beranggapan seperti itu sebagai tugas terakhir sebagai seorang jurnalis, karena bahaya yang mengintai.

Kita pernah melihat di televisi dan mendengar banyak kasus para Jurnalis yang tewas saat bertugas. Akan tetapi,jika berhasil melewatinya dengan hasil peliputan yang maksimal ,tentu ini akan menjadi catatan sejarah tersendiri bagi jurnalis tersebut

Bagi seorang Jurnalis Akhir Pekan hanyalah Ilusi Belaka.Karena jurnalis kerja tanpa kenal waktu,tanpa pamrih dan saat ini banyak yang tidak mempunyai gaji bulanan,beda dengan pekerjaan kantoran.

Mulia sekali tugas Jurnalis,tidak dibayar pun kadang berita tetap dinaikan,meski harus begadang malam sampai-sampai bini pun ngomel terus menunggu Dikeloni.Tapi seorang Jurnalis punya tanggungjawab tugas yang sudah melekat. Didahulukannya berita dan berita karena memiliki rasa tanggungjawab dengan pekerjaannya yang tanpa pamrih dan gaji tersebut.

Perlu diketahui yang kerja kantoran, menjumpai akhir pekan adalah hal yang menyenangkan. akan tetapi bagi sorang Jurnalis, itu biasa saja. Weekend bagi yang kerja kantoran bisa pamer pada Media Social,Makan Bareng di Mall bersama keluarga sekarang ini banyak yang langsung posting di Medsos.Namun seorang Jurnalis hanya bisa pamer kegiatannya sedang bekerja, dengan menshare berita yang di eksposnya.

Sebagai contoh,perlu diketahui bahwa Strees sudah biasa bagi seorang Jurnalis.Stres belum buka dasar keluar rumah atau di Medan lebih dikenal dengan BELUM BD. atau Belum Dapat Uang,Stres Mikiri nafkah anak bini (keluarga) ,karena harus kita nafkahi setiap hari.Apalagi masuk tahun ajaran baru anak sekolah .Wah berlipat lah Stress itu,untuk mencari uang demi masa depan anak .

Pergi pagi pulang malam,ehhh terdengar bunyi TUT..TUTT,TUT ,makin Stress-lah TOKEN LISTRIK MINTA DI ISI. Bagaimana tidak Stress duit gak ada,hanya dapat CEPEK Alias Rp.100.000, DOANG

Yang dapat rezeki Cepeknutuk beli Beras 1 Kg Rp.13.000 ,Lauk Pauk Rp 40.000,(itupun cukup beli ikan basah 1/2 Kg,atau ikan asin 2 Ons atau Ikan Teri 1 Ons, Cabe,Bawang,Tomat,Kangkung 2 Ikat )

Gas habis pula terpaksa beli Rp.20.000,Ongkos Anak -anak sekolah untuk dua orang dan jajannya wajib keluar Rp.20.000.Nah sisanya 7000 untuk merokoklah beli ketengan atau JATONG (JAGA KANTONG).Bagaimana pula kalau dapat Gocap sehari.Ampunlah Terpaksa Hutang ke warung atau Pinjam sama kawan.Begitulah kadang ada kehidupan seorang Jurnalis Berhati Mulia.Berharap diundang meliput suatu kegiatan agar dapat dikit-dikit,eh malah gak diundang.Nasib…,Nasib.Tapi itupun tetap ikhlas menaiki berita tersebut.Hal ini untuk menjaga Silaturahim dan Memiliki Rasa Tanggungjawab .

Sebelum bekerja berpikir siapa yang mau dikunjungi dengan istilah Mengadap ,Siapa yang mau di Whatsapp agar mendapat berita baru dari sumber .Ya sekalian -lah mana tau bermurah hati sumber atau mitra kerja mau memberikan atau membagikan rezekinya kepada seorang Jurnalis .

Kadang 10 yang dikirim pesan Whatsapp,5 atau 3 orang yang membalas kabar baik.”Silahkan pintu kantor tetap terbuka” .Tetapi kadang di kirim pesan Whatsapp 10 ,satupun gak dibalas,dibaca tapi kagak dibalas.Itupun seorang Jurnalis tersebut tetap Tersenyum Saja,ya ..kadang ada juga yang mengumpat .

Belum lagi yang namanya Deadline termasuk momok mengerikan bagi jurnalis. Tekanan macam ini kadang membuat Strees setiap orang. Mood jadi berantakan, tapi saat menjalani tugas tentu saja wajib bersikap professional serta seolah-olah tidak sedang pada tekanan.

Itulah sedikit pengetahuan kehidupan Jurnalis Tanpa Gaji.

Meski harus bekerja dan bekerja kehidupan Jurnalis Tugasnya sangat Mulia dan memiliki Kebanggaan Tersendiri. Bagaimana tidak mulia,tugas Jurnalis selain dapat menambah pengetahuan, wawasan, ilmu, dan pengalaman dari semua orang yang ditemui juga menambah kawan atau menjadi keluarga dengan sumber-Nya

“Kehidupan Jurnalis Sangat Sedih,Tapi Mulia,Dan Penuh Kebanggaan Tersendiri”

“Mulailah kita-kita belajar dari kekurangan dan bersyukur pasti sangat bermanfaat” Ingat..,Jurnalis selalu menjalankan praktik silaturahim dengan ikhlas dan tulus dan apapun yang dilaksanakan para jurnalis akan bernilai jika dengan niat untuk Ibadah dan memberi manfaat bagi orang lain.

“Profesi jurnalis itu sangat mulia karena memberikan nilai-nilai positif. kita sebagai Jurnalis harus memberitakan yang bermanfaat bagi masyarakat,apalagi berita suatu instansi (pejabat) harus yang benar-benar agar Pejabat Tersebut Karier Nya bagus.Meski karier jurnalis begitu-begitu saja,yang penting kenalan kita atau mitra kerja kita jabatannya Naik.heheh.Kalau naik jabatannya kan bisa bantu-bantu kita kalau memang ingat pejabat tersebut .Kalau gak ingat ma kita .Ya udahlah anggap aja Ibadah dan Beramal .Pahala bertambah .

Maka itu saya berpesan niatkan menjalani profesi sebagai Jurnalis untuk menebar kebaikan dan kebajikan kepada siapapun.

Meski kita hidup kesusahan dan serba kekurangan karena tidak bergaji tapi tetap semangat bekerja ,karena memiliki rasa tanggungjawab tugas dan Keluarga.

“Keluarga tahu kekuranganmu, tapi tetap mencintaimu ” Keluarga seorang jurnalis memberimu akar untuk berdiri dengan teguh dan kuat.Badai Besar Datang,Angin Tornado ,Banjir Bandang sekalipun, seorang Jurnalis Tetap Kokoh Menghadapinya (Tak Bergaji Pun,Tugas Mengancam Nyawa Sekalipun Dikerjakan Demi Keluarga).

“Antara Tugas,Cinta dan Kasih Sayang Sibuah Hati Yang Hidup Berpatokan dan Bernaung Dengan Lancarnya Satelit ” .

Ingat pembaca budiman, Kesuksesan Hidup ,Jabatan Enak,dan Harta berlimpah Glamour bukanlah jaminan bisa membuat keluarga kita bahagia. Akan tetapi Rasa Cinta,Waktu, dan Kepedulian kita dengan keluarga yang sangat didambakan dan diinginkan sampai kapanpun.Itulah seorang Jurnalis bekerja selalu peduli dengan keluarga dan kehangatan dalam kehidupan keluarga tidak bisa diukur dari ukuran luas rumahnya,penuhnya uang dalam rekening bank, tapi luasnya kebahagiaan yang menempati.

“Tetaplah Semangat Rekan-rekan Jurnalis,Tanpa Jurnalis Kejahatan Merajalela,Korupsi Merajalela “Meski kadang pekerjaan kita tidak dihargai,Tetaplah Semangat “(spi/red)

Penulis:Ryan Noor Sinaga.

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *